Perempuan dan Senja
Ia duduk termenung menatap pekarangan rumah yang gersang nyaris tanpa tanaman. Hanya sebatang pohon jambu biji merah yang setia menanti. Persis seperti dirinya.
“Ya kalo kerjaanmu cuma duduk, bengong tiap hari gitu mana bakalan dapat rejeki, Sinta!” Suara ibu memecah lamunan.
Sosok yang dipanggil Sinta itu melirik ibunya sebentar lantas menjawab, “Hari ini kan minggu, Bu. Sinta libur kerja” balasnya pelan.
“Rejeki itu bukan cuma soal uang, tapi juga teman. Masa perawan kaya kamu ga ada yang belanjain?” Cerewet ibu.
Sinta sudah tahu arah pembicaraan ibu. Topik yang sama setiap minggunya, setiap harinya.
***
“Sin… Aku bakalan datang lagi ke rumahmu kalau aku sudah berhasil. Sudah jadi orang. Aku akan wujudkan keinginanmu, mimpi kita berdua. Duduk di pelaminan berhias mawar kuning dan merah..” Suara Biru masih terngiang jelas di telinga Sinta. Entah mengapa ia begitu terkesima, patuh, dan bersedia menanti hingga tiba waktunya.
***
“Kamu mau jadi perawan tua? Belum tentu di luar sana Biru itu setia. Mikir pakai otak, jangan pakai hati!” Nasihat ibu berulangkali setiap Sinta menyampaikan perkataan Biru padanya.
***
Senja semakin menggantung, berat oleh matahari yang ingin segera tidur. Sinta masih di beranda rumah, tercenung melihat bayang pohon jambu biji merah.
Seandainya dulu ia dengar kata-kata ibu, tentu sekarang sudah bahagia dengan Catur, pemuda pewaris kebun teh berhektar luasnya.
Matanya beralih ke sebuah undangan berwarna biru. Senja mengaburkan siluetnya, kelam.
***
“Aku terpaksa menikahi Dona, Sin! Ia hamil..” Suara Catur melemah. Meski tak selemah lutut Sinta yang bergetar hebat malam itu. Sia-sia penantiannya selama ini. Dikiranya Biru adalah cinta, ternyata…
***
Malam itu sepasang bibir beradu, menikmati manisnya bulan madu. Sang pemuda gagah menikmati perawannya sang putri yang malu-malu. Persis kejadian yang dilaluinya bersama seorang putri yang lain bertahun lalu.
***
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.