“Putri! Putri! Main yuk?” panggilku dari bawah jendela kamarnya. Ia hanya melirik sebentar lantas memalingkan muka seraya berkata, “Pergi! Aku ga suka Pangeran Kodok!”
“Putri! Putri! Jalan yuk?” panggilku dari bawah jendela kamarnya. Ia hanya melirik sebentar lantas memalingkan muka seraya berkata, “Pergi! Aku ga suka Pangeran berkuda putih!”
“Putri! Putri! Nikah yuk?” panggilku dari bawah jendela kamarnya. Tak ada jawaban. Aku tak gampang menyerah, biarpun mukaku pas-pasan, tungganganku motor butut, tapi cintaku tak akan berhenti hingga mendapat jawaban. Kupanggil ia sekali lagi “Putri! Putri! Nikah yuk?” Ah, itu dia muncul!
Ia berteriak lantang, “Pergi! Aku ga suka sama cowok!”