Napasku tersengal-sengal. Keringat dingin mengucur deras. Harus lari ke mana lagi aku?
Sementara lelaki botak di seberang sana masih mengacungkan pisaunya yang tampak mengkilat, tajam.
Aku bersembunyi serapat mungkin, di antara tumpukan kardus dan kayu bekas paket barang.
Langkah lelaki itu makin mendekat. Duh, Gusti! Aku belum mau mati.
“Boy! Keluarlah kau! Aku tau kau sembunyi di sana!” Dia mulai berteriak. Persis ketika aku masih kecil, saat melihat ayahku mati di tangannya.
“Kemarilah! Aku punya yang dijanjikan kemarin padamu!” Bujuknya lagi.
Sial! Benar-benar sial! Aku menghindarinya dari kemarin dan hari ini perutku tak tahan lagi.
“Petok… Petok…”
Pisaunya menebas leherku.
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.
View Comments
Hehehehe.....petok petok ya
Iyaaa... Mari makan ?
ini yg kena tebas ayam yg di pasar panorama kah? hehehehe
Bisa jadi Pak ?
Petoook, petoook....
KLEPEK! *mati*
Hehe... Cakep FFnya. Selalu suka sama yang namanya FF. Pendek, tapi endingnya nampol, hehe... Jadi pingin ikutan bikin. Dah lama nggak bikin. ^_^
samaaa ayo bikin.. ini sedang berusaha konsisten ikutan ffkamis
Baca petok-petok jadi pengen makan ayam haha.
traktir sekalian ya mba.. hahaha
heheee...ayam toh heheee
Boleh-boleh, ini ceritanya bagus mbak :D
Wah terimakasih. Twistnya sukses ya
Hehe....tapi leher...bebek tuch...kena petok..petok