Napasku tersengal-sengal. Keringat dingin mengucur deras. Harus lari ke mana lagi aku?
Sementara lelaki botak di seberang sana masih mengacungkan pisaunya yang tampak mengkilat, tajam.
Aku bersembunyi serapat mungkin, di antara tumpukan kardus dan kayu bekas paket barang.
Langkah lelaki itu makin mendekat. Duh, Gusti! Aku belum mau mati.
“Boy! Keluarlah kau! Aku tau kau sembunyi di sana!” Dia mulai berteriak. Persis ketika aku masih kecil, saat melihat ayahku mati di tangannya.
“Kemarilah! Aku punya yang dijanjikan kemarin padamu!” Bujuknya lagi.
Sial! Benar-benar sial! Aku menghindarinya dari kemarin dan hari ini perutku tak tahan lagi.
“Petok… Petok…”
Pisaunya menebas leherku.
12 Comments
Hehehehe…..petok petok ya
April 28, 2017 at 10:00 amIyaaa… Mari makan 😁
April 29, 2017 at 1:30 amini yg kena tebas ayam yg di pasar panorama kah? hehehehe
April 28, 2017 at 11:46 amBisa jadi Pak 😄
April 29, 2017 at 1:30 amPetoook, petoook….
KLEPEK! *mati*
Hehe… Cakep FFnya. Selalu suka sama yang namanya FF. Pendek, tapi endingnya nampol, hehe… Jadi pingin ikutan bikin. Dah lama nggak bikin. ^_^
April 29, 2017 at 5:25 amsamaaa ayo bikin.. ini sedang berusaha konsisten ikutan ffkamis
April 29, 2017 at 8:26 pmBaca petok-petok jadi pengen makan ayam haha.
April 29, 2017 at 8:12 pmtraktir sekalian ya mba.. hahaha
April 29, 2017 at 8:24 pmheheee…ayam toh heheee
Mei 1, 2017 at 8:02 amBoleh-boleh, ini ceritanya bagus mbak 😀
Mei 1, 2017 at 9:21 pmWah terimakasih. Twistnya sukses ya
Mei 3, 2017 at 3:13 pmHehe….tapi leher…bebek tuch…kena petok..petok
Mei 17, 2017 at 11:00 am