(1)
Setelah kau berkata, Satu
Temuilah ia, Dua
dan temanmu, Tiga
Lalu kita berempat akan duduk di lapak kaki lima
menertawakan enam pemuda yang meminum arak!
Ketujuh perempuan-puan dengan gincu menatapmu, Satu, Dua, Tiga…
Nikmati selagi mau tujuh bidadari surgamu.
Delapan, Sembilan, Sepuluh..
Sssttt.. Tidurlah dan bermimpi di kasur bulumu.
Aku bukanlah kau yang menghitung dari satu.
Aku hening, Aku damai.
Akulah yang Hidup…
Akulah yang tak terhingga
Akulah yang menggerakan jemari lentikmu
Mengajarimu ilmu
Membuatmu terlelap.
Aku bukanlah surga apalagi neraka.
Aku juga bukan agama.
Pun bukan pula buku kumpulan kisah.
Aku adalah Aku, Yang Maha Esa.
Bukan yang satu-dua-tiga- – –