Orang Ketiga Pertama

Tuhan, terimakasih skenario-Mu…
Setidaknya aku tahu di mana ia tinggal meski harus mengubur anganku untuk membonceng dia pulang.

Lana tersenyum penuh kemenangan
“Sudah ya, aku masuk. Sesekali mampirlah. Aku libur hari minggu.”
Ucapannya seperti undangan bagiku.
Aku mengangguk lalu pamit pulang, menembus pagi yang akan menjelang.

Hari ini aku berencana mengunjungi Lana, ia bilang punya cukup waktu untuk menemaniku makan siang.
Aku bergegas menuju ke rumahnya.
Sudah pukul setengah dua belas! Aku tak mau ia mati kelaparan karena menungguku. Itu kejam kan?

Hampir tiba aku di kediamannya, seketika kutepikan motor antikku.
Kulihat seorang laki-laki baru saja datang menemui Lana. ‘Ah, aku kalah cepat! Pacarnya kah?’

Nekat, kudekati mereka.
“Makasih ya, Om.” Suara Lana seperti mengejekku.
Aku berdiri di depan pintu, menatap kecewa pada Lana…

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.