Kenangan Masa Kecil

Aku lahir dan besar di Bengkulu. Sampai sekarang sudah berkeluarga aku juga masih tinggal di Bengkulu. Banyak hal yang sudah jauh berbeda dibandingkan dulu.

Dahulu sewaktu aku masih kecil, aku dan saudaraku setiap pagi dihari libur sering diajak papa duduk di teras luar. Udaranya dulu masih sejuk dan dingin. Bahkan saking dinginnya, saat berbicara ada uap atau asap yang mengepul. Persis adegan ngobrol di tengah salju di film yang pernah aku tonton.

Saat kecil juga, mama rajin sekali menjahitkan kami anak-anaknya baju. Bahannya dari baju bekas papa yang tidak dipakai lagi. Disulap jadi gaun mainnya aku atau kemejanya abang. Iya, dulu buat beli pakaian baru mama papa tidak punya uang, Alhamdulillah mamaku orangnya kreatif dan telaten. Tidak seperti anaknya ini. Hihihi

Kalau kami bertengkar satu-sama lain dulu, papa mama selalu bilang,

“Jangan suka bertengkar, loh. Nanti kalau sudah besar pisah dan jarang ketemu, kalian akan rindu”

Kenyataan dong saat ini, aku, abang, dan adek tidak berada di satu Provinsi. Ketemu cuma setahun sekali saat idul fitri.

Masa kecil juga, aku tahunya nonton tivi pergi ke rumah tetangga yang paling kaya satu RT. Setiap hari minggu pagi, pasti sudah mandi dan sarapan. Tepat pukul delapan sudah berbondong-bondong dengan teman-teman lainnya nyempil di rumah orang kaya itu buat nonton kartun Doraemon. Lalu Ksatria Baja Hitam dan Power Ranger. Setelahnya sekitar pukul 10 saat film kartun maratonnya sudah habis, kami akan nongkrong di pinggir jalan. Sambil membicarakan film yang ditonton tadi sampai dipanggil mama disuruh pulang, karena belum makan siang.

Hari minggu juga, hampir di setiap minggunya, papa mama mengajak kami pikinik makan di Pantai Panjang Bengkulu.

Baca: https://katapura.com/senja-di-pantai-panjang-bengkulu/

Kalau makan di restoran kan mahal banget tuh. Makanya setiap minggu kami piknik, bawa bekal sendiri dari rumah. Masakan mama itu enak banget. Duduk di bawah pohon cemara dengan menggelar tikar, wuih makin sedap makannya.

Saat kecil juga, papa mama peduli banget dengan yang namanya literasi saat ini. Jadi sejak kecil kami sudah berlangganan majalah Bobo sampai adekku SMP, baru langganannya dihentikan. Terus ganti langganan majalah Kawanku, Aneka Yess, dan mama biasanya langganan Tabloid Nova sedangkan Papa lebih suka baca koran Republika atau Kompas. Sampai akhirnya, mama papa menghentikan semua bentuk langganan majalah dan koran karena dinilai sudah terlalu banyak iklannya ketimbang artikelnya. Alasan lainnya juga di tahun 1998 karena krisis moneter. Biaya hidup meningkat, apa-apa mahal termasuk harga majalah dan koran.

Masa kecil memang masa yang menyenangkan kalau diingat-ingat saat ini. Aku masih mengenang bagaimana serunya main yeye (karet), seluncuran menggunakan pelepah kelapa sawit di tebing saat hari hujan, menerbangkan layang-layang, petak umpet di tanah lapang yang luas, menarik mobil-mobilan di jalanan (saking sepinya kendaraan bermotor), atau mandi hujan bareng terus pulangnya diam-diam lewat pintu belakang karena takut dimarah mama.

Ah, what a sweet childhood memories. Semoga anakku yang hidup di zaman milenial ini nantinya juga punya kenangan indah saat besar nanti terutama pada kami orangtuanya.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.