“Hai, boleh kenalan?” Aku memasang senyum. Ia pun tersenyum.
“Gue Robi, kamu?” “Lana.”
Kami sekilas beradu pandang.
“Sudah lama kerja di sini?”
Ia mengangguk, menuang minuman ke gelas.
Aku menyeruputnya perlahan, membiarkan minuman itu mengisi ruang-ruang kosong di tenggorokanku.
“Tak keberatan kan menemaniku?”
“Tentu tidak. Tak membawa teman untuk mengobrol?”
Aku menggeleng. “Jomblo” tukasku.
Ia tersenyum seolah terbiasa dengan jawabanku yang terkesan standar baginya.
“Satu atau dua gelas wine takkan membuat mabuk.” Ucapnya.
Aku memberi kode supaya ia menuangkan lagi isi botol itu.
“Ada apa?” Tanyanya tiba-tiba ketika melihatku berhenti minum.
“Kau pulang sendiri nanti, Lana? Boleh aku mengantarmu pulang?” Tawarku.
Ia terdiam.
***
Ku tatap cermin besar di ruangan. Cukup latihan hari ini, terlalu banyak menduga-duga. Esok aku akan menemuinya di sana.
to the point:
endank! cerita kamu kurang ajar! *kutipan mas dhani ahmad*
makasih kak tiga garis bawah 🙂
ajarin dong, biar makin kurang ajar! xD
Ini ada lanjutannya kan?
sila dibaca hari ke-2 nya kak! :))
Ditunggu lanjutannya. :))
siappp! sila dibaca hari ke-2nya 😀
terimakasih sudah berkunjung