Friendship: Teman Satu Kapal

“Dek, di mana?”

“Di rumah mama, mbak.”

“Mba ke situ ya? Ada di rumahkan?”

“Ok, mba. Ada.”

***

“Twins, apa kabar? Udah lahiran?”

“Udah, ka.. Cewek”

“Alhamdulillah, Raka, Danish, ama Nayla dapet ade cewek..”

“Iya, ka..”

***

“La, aku kirim kado ke rumah mama ya? Dicek loh, udah sampai belum?”

“Ha? Repot amat? Iya ntar kutanya mama”

***

“Say.. Aku ke rumah ya ama Fira? Mau liat dedek bayi”

“Oke ditunggu kedatangannya Ayuk Fira”

***

Friendship; teman satu kapal? :p
Bisa jadi sebagai penumpangnya, kita memilih pelabuhan yang berbeda untuk sekedar singgah atau menetap. Tentu saja, kebanyakan dari kita begitu.

Berteman ketika satu sekolah, kuliah atau tempat kerja. Kemudian berpisah karena sudah menuntaskan pendidikan atau dimutasi ke daerah lain.

That’s life!
Bagaimanapun akrab dan intimnya sebuah hubungan, nantinya kita akan menempuh jalan sendiri-sendiri.

— batas nulis sok mikir —

Aku sih tak punya banyak teman akrab, hampir semua teman hanya sekedar teman karena berada di lokasi yang sama. Maklum, tipe orang yang tak banyak omong. Lebih suka mendengar dan senyum-senyum. (Itu dulu sih, sebelum makin parah sejak jadi emak-emak rempong! :D).

Selama sekolah atau kuliah, aku hanya punya dua atau tiga teman se-gang yang kalau lagi gila sama-sama, sedih sama-sama, jalan sama-sama, jatuh cinta sama-sama… Pokoknya samaan terus deh.

Nah, sejak pada selesai sekolah dan kuliah kemudian kerja masing-masing di pelabuhan yang berbeda, semua yang dulunya sama itu jadi tak sama. Iyalah, masa nikah tanggalnya samaan, bikin anak juga barengan (ditabok), ga mungkiiin!

Kita jadi jarang sama-sama lagi. Sibuk dengan pekerjaan dan keluarga masing-masing.

— tulisan ini ditunda dulu karena ada paket dari om Pos —

Terus, kabar kabarinya jadi via SMS, BBM atau telepon aja. Ga ketemu lagi. Kecuali ketika salah satu dari mereka pulang ke kota ini. Biasanya pulang karena ada kerjaan di sini atau mau melahirkan. Alhasil, kalaupun ketemu cuma sebentar.

Iya, saling mengunjungi ketika pada melahirkan si kecil, misalnya. Tukar-tukaran kado. Bahkan kalau tidak bisa datang, kadonya yang terbang.

Terkadang, kamipun masih saling mengirim ucapan selamat ulang tahun dan kaget karena masih ingat tanggalnya.

Huaahhh… What a wonderful friendship!

Meski raga tak lagi bersama tapi jiwa kita selalu saling terhubung.

special for my old sister Lis, My Twin Rika, Namboru Darmy and my sissy at SHS: Yathee and Petruck.

2 thoughts on “Friendship: Teman Satu Kapal”

  1. Jatuh cinta sama-sama? Untung jodohnya nggak sama-sama pula. Ehehehe. *ditabok Kak Ara*

    Seneng itu pas udah kumpul lagi tapi tetap nggak ada jarak meski telah berpisah lama. Yang terpenting itu KOMUNIKASI, kan? #ehem #sokserius

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.