Sebuah interpretasi dari cerpen milik @harigelita dengan judul yang sama
Matanya menyala gelap
Menusuk lurus ke lubang mataku
Aku terkesiap, hampir terhisap dalam semesta kelamnya
Kuku-kukunya memanjang tumbuh dan terus tumbuh tanpa bisa dihentikan
Ujung tepinya menggores bibirnya sendiri
Lantas secepat cahaya darah itu melekat mengecap pekat di lidahku
Aku tercekat, bernapas hebat dengan dengung yang demikian kuat
Mulutnya menganga hitam gelap dan pekat seakan ingin menelanku bulat-bulat
Lelaki Tudung Hitam itu mendekat
Membuka rongga mulutnya lebar-lebar
Memperlihatkan gusi rumpang yang tak lagi garang
Kuambil parang dan berteriak nyalang
Pergi kau kematian!
Lalu aku terduduk dengan mata yang menyalang. Hilang!
Aku suka puisi terutama karya lama sarat maknanya kalau karya kontemporer kadang bingung memaknainya
Kalo baca puisi aku bingung ga mba?