Tuhan itu egois
Dia memberi masalah agar kita mendekap pada-Nya
Agar kita tak melekat pada dunia
Manusia haruslah merdeka, tak terikat oleh perasaan dan pikiran
Hening, tenang dan mengenali diri-Nya
Pada lepuh subuh
Ada yang meneteskan airmatanya bermalam-malam pada jam yang sama, mengajukan permohonan yang juga sama
Pada lepuh subuh
Ada yang seolah lupa dengan dirinya
Dengan piring pecah yang berderai di rumah, dengan suara tangis yang belum juga reda
Dadaku bergetar dan terkoyak karena pikiran-pikiran buruk yang melintas, pada perasaan yang dirundung cemas
Aku harus tegas dan bergegas
Mengubur bekas bekas
Sebelum bayi merah itu bangun
Sebelum ia terkena racun
Langkah kakinya berat, terseret seret
Memutar kunci dan terbelalak kaget
Sudah berapa malam kau di atas sajadah ini?
Ia mengguncang-guncang tubuh berbalut mukena putih
Menelusuri jejak basah pada setiap benang kainnya
Menemukan airmata itu telah mengering
Tuhan mengabulkan permohonan di lepuh subuh
Permohonan yang sama di setiap malamnya
Ia yang didoakan mengingat kembali tentang dirinya
Pada piring pecah yang tak lagi ada
Pada tangis yang kini tiada
Pada lepuh subuh
Hening Bergeming