#Day16: Bukan Puisi Angin

Ini bukan puisi
Ini hanyalah bisikan angin yang kudengar tadi sore
Tentang seorang sahabat yang berjuang di negeri seberang
Tentang seorang teman yang berjuang di ruang perawatan

Angin sempat menitikkan air mata ketika menceritakannya
Sementara aku terdiam dalam pedih yang memejam

Lalu angin kembali bercerita tentang seorang kawan yang berjalan di antara bebatuan gunung, menyebrangi sungai kecil yang bermuara di lautan lepas
Yang sibuk mengatur napas mengalahkan cemas

Sementara aku terkenang pada pendakian pertama ketika masih berseragam SMA

Angin menepuk pipiku perlahan, menyadarkan dari lamunan
“Kau tahu tidak? Barusan kudengar ada yang bernyanyi bahagia. Dia bahagia merayakan kebersamaannya”
Rasanya aku mau bilang ‘Bodo amat, Ngin!’ Tapi kutepis jauh-jauh. Melipat tanganku dan mendoakan kebahagiaan

Angin tertawa sebelum melanjutkan celotehnya, katanya ia baru saja melewati barisan gigi yang rumpang dan mengibaskan rambut yang panjang mayang
Aku terbahak membayangkannya, lalu tersedak karena kopi hitam, sial!

Lantas angin terdiam, katanya ia punya sebuah rahasia tentang seorang teman yang belum ia kenal
Yang dia sendiri tak mampu melewatinya, bergeming di antara rambut hitamnya yang gelombang
Aku tersenyum mendengarkan, lantas berbisik padanya “Namanya Arby!”

Angin tertawa riang
Keluar masuk dari ruang
Kadang bau, kadang meriang
Ternyata angin sedang kasmaran

The end

. This is for my friends in TemanAnji. Thankyou Mas Arby for the challenge. This is your windy day

6 thoughts on “#Day16: Bukan Puisi Angin”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.