“Kau yakin mau melakukannya?”
“Hanya bila kaupun mau menikah denganku Lana, aku takkan menyerah.” Ucapku.
Tanganku merengkuh pundaknya, ia terlelap di pelukku.
‘Akankah ini yang terakhir?’
***
“Kau tahu? Belum pernah aku merasa sebebas ini.” Ucapnya.
“Itu karena kau menjadi dirimu sendiri, Lana.”
Ia mengangguk seraya berkata, “Tante Indri… Ia yang banyak membantuku.”
Aku mengangguk setuju, istri Om Damri itu sungguh berjasa. Kalau tidak manalah mungkin kami berdua bisa menikah?
Istriku, Lana mengelus perutnya yang mulai membesar. Aku memeluknya erat, memberikan segenap cinta padanya.
***
“CUT!”
Suara sutradara bergema di telinga kami. Para crew bertepuk tangan riuh.
Syuting selesai, Lana mengeluarkan buntelan dari balik bajunya memeluk erat kekasihnya, Damri.
Aku, kembali menjadi pemuda tampan berstatus single.
Semoga hari ini Indri mau kuajak kencan. đ