Aku tercenung.
Melamar Lana? Belum terpikir sama sekali olehku.
“Kau takut berkomitmen?” Tantangnya.
“Eh, bukan takut tapi… Lamaran harus dengan persiapan yang matang Lana, tak bisa sekali jadi.” Jawabku sambil memikirkan betapa ribetnya.
Apalagi kemarin aku sempat membaca di salah satu akun twitter mengenai impian lamaran para gadis. Ruwet!
“Aku tak memintamu melamar besok, Bi. Aku juga tak meminta gaya lamaran yang romantis.” Tukasnya lagi.
Aku seperti disudutkan. Bagai dihujam ribuan anak panah yang memaksaku segera berbuat sesuatu.
“Oke, besok bangunkan aku pukul tujuh.” Pintaku.
“Tentu. Apa kau akan menjawabnya besok?” Desaknya.
“Aku perlu bertemu orangtuaku, Lana.”
Ia tersenyum, mengangguk.
***
Pukul Tujuh Pagi
“Bi! Robi!” Tubuhku diguncang-guncang seseorang.
“Fito! Mana Lana?”
“Lana? Kau mimpi! Cepat bangun, pesawat kita take off pukul delapan!”
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.