‘Terlalu cepatkah kukatakan itu semua?’
Lana bahkan tak mampu menjawab. Ia diam beribu bahasa, sampai aku pamit pulang dan berkata, “Aku menunggu jawabmu, Lana.”
***
“Tunggu di situ, aku menujumu!” Pintaku pada Lana.
Aku menemukan rumahnya kosong, ternyata ia di terminal menuju kembali ke desanya. Entah apa yang ia cari, restukah?
***
Aku mendapatinya duduk di kursi ruang tunggu penumpang.
“Mengapa kau pergi, Lana?” Tanyaku.
“Aku tak tahu, Bi. Aku ingin menerima lamaranmu, tapi…”
“Orangtuamu tak setuju?” tebakku.
“Aku akan menikah dengan Om Damri!”
“Kau akan jadi isteri kedua?”
“Ya, Bi. Besok lamarannya.”
“Lana, tolong! Pilihan hatimu kah?”
“Aku sudah janji dengan istri Om Damri. Penyakitnya semakin parah, ia tak mampu berperan sebagai istri lagi.” Lana tersedu.
Pikiranku kacau, masih bisakah ia kupertahankan?
Hari Selasa, 7 Oktober 2025 lalu, saya berkesempatan menghadiri Kegiatan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025…
Di balik nama Dr. Arius Satoni Kurniawansyah, S.Kom., M.Kom. tersimpan perjalanan panjang yang sarat perjuangan,…
Semangat, Memulai Bisnis Online Memang Tidak Mudah, Tapi Kamu Bisa! Setiap seller online pasti menghadapi…
Siapa bilang belajar bahasa Inggris itu membosankan? Kini, anak-anak bisa belajar bahasa Inggris dengan cara…
Dari Uang Jajan ke Pelajaran Berharga Beberapa minggu lalu, anak saya—Andara, yang baru berusia 10…
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
This website uses cookies.