Hari ini bibirmu berbisik perlahan menghitung satu sampai sepuluh lalu lari ke pelukku
Kau meringis mengais peluh yang tak berhenti hanya karena letih
Pada sejengkal ruang rindu yang menunggumu dalam lelapku
Sudah berapa lama kau di situ. Di penantian serupa batu diam di tepi sungai?
Tatapan matamu selalu di angan merajut rindu, bergelayut menantimu seperti batu
Dalam lirihnya sedih kutelan pedih sendiri sembari menggoreskan luka di atas kain putih, dengan namamu pasti
Meski kini kau semakin jauh tuk kuraih
Haruskah kupergi dan menepi melupakan semua yang terjadi
Seketika dinding kamar ikut menertawakanku yang jatuh bangun hanya karena rindu
Satu dua tiga… sepuluh
Kau lenyap dalam dadaku.
Puisi kolaborasi #temanAnji. Terimakasih kalian.
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.
View Comments