Namaku Muhammad Iqbal, siswa kelas 9 di sebuah sekolah menengah pertama di kota kecil, Bengkulu. Aku anak pertama, dua adik perempuanku berumur 6 tahun dan 6 bulan.
Ayah menghidupi kami dengan cara berjualan pempek setiap harinya. Aku dan ibu tentu saja selalu membantunya. Setiap pukul 4 pagi, aku harus bangun untuk membantu membuat pempek, ketika subuh tiba pempek-pempek itu sudah mulai digoreng.
Terkadang aku mengeluh, seharusnya seusiaku tak perlu bangun sepagi ini untuk bekerja. Akibatnya pagi-pagi ketika sekolah, aku sering mengantuk di kelas dan semua guru menegur karena aku dianggap tidak memperhatikan pelajaran. Kenakalanku seperti murid normal lainnya, tidak membuat tugas, pr, dan sekali-sekali menjahili teman. Dihukum itu biasa dan bukan hal yang baru. Tapi semenjak kelas 9 ini, orangtua dan guru-guru di sekolah mulai ketat peraturannya, aku mau tak mau harus ikut aturan dan memperbanyak belajar.
Bosan kerap melanda diriku, bangun pukul 4 pagi dan dari pukul 7 sampai pukul 5 sore sudah ada di sekolah itu sesuatu yang cukup membuat kepalaku mau meledak.
Alhasil sebagai hiburan, aku dan teman-teman seringkali menonton dan sesekali ikut balap sepeda motor di sirkuit non permanen.
Hingga beberapa hari menjelang ujian praktek sekolah, sesuatu yang benar-benar mengubah hidupku terjadi padaku…
Aku tak perlu lagi bangun di pagi buta dan membantu orangtuaku bekerja, pihak sekolahpun mengizinkan aku tidak belajar sementara waktu, dan… Aku tak akan bisa lagi bersenang-senang ikut balap sepeda motor.
***
Saat akan berangkat menuju kolam renang untuk mengambil nilai harian olahraga, motor yang kukendarai dengan temanku terpaksa memotong truk yang berhenti mendadak, sementara dari arah berlawanan mobil minibus melaju kencang. Bump!! Aku dan temanku terseret beberapa meter, temanku terhempas di sebatang pohon di pinggir jalan dan malang bagiku, tubuhku yang kecil masuk ke kolong mobil dan… Kaki kananku dua kali terlindas mobil, rasanya sakit sekali!
Satu yang pantas aku syukuri, Tuhan masih memberikanku kesempatan hidup. Kami segera dibawa ke rumah sakit terdekat oleh warga sekitar, supir minibus diamuk masa dan dibawa ke polsek, orangtuaku datang beberapa menit kemudian. Tanpa banyak kata, aku segera dibawa ke IGD, setelah diperiksa akhirnya diputuskan kaki kananku harus segera diamputasi. Tidak ada pilihan lain, kaki kananku remuk! Bila tidak dilakukan, akan membusuk dan menjalar semakin lebar.
Sakit, perih, bingung, sedih, marah! Semua rasa berkecamuk di diriku. Aku masih SMP, usiaku baru 15 tahun, setelah ini aku mau masuk SMA dan punya pacar, adik-adikku masih kecil dan aku anak lelaki satu-satunya di keluarga. Seharusnya masa depanku panjang, tapi.. hidup hanya dengan satu kaki? Aku tak bisa dan tak biasa!
Tiga hari setelah kejadian, aku masih tak percaya. Bagaimana aku sekolah? Bagaimana dengan calon pacarku? Lalu dengan semua kegiatan anak-anak normal lainnya? Aku takut tak bisa meraih semua keinginanku, aku benci melihat keadaanku.
“Iqbal” suara itu! Aku terhentak dari tidurku, satu persatu ku lihat wajah teman-teman satu kelasku, Fauzi, Guntur, Widia, Nur, Tyza, Bobby, Koko… dan di luar sana Ria, Dea, Feran, Andri, semua datang menjenguk. Juga wali kelas dan beberapa guru. Perasaanku makin tak karuan, nafasku sesak tersengal. Aku terpaksa pindah ruangan dan memakai selang oksigen. Semua gelap…
***
Hampir sebulan aku terbaring, menunggu luka bekas amputasiku kering. Sesekali aku membiasakan diri duduk di kursi roda. Dokter belum memperbolehkan aku memakai tongkat. Sekolahku terbengkalai, sementara ujian semakin dekat. Aku sudah tidak ikut ujian praktek, beberapa hari lagi akan ujian sekolah dan disusul ujian nasional. Terbayang olehku suasana kelas kami yang dicat bersama-sama warna pink kombinasi hitam, aku ikut mengecat bagian atas dan menempel hiasan di langit-langit. Lalu tanaman kangkung kami di depan kelas, juga tangga-tangga di samping keran air tempat kami sering bermain. Ah.. Aku rindu semuanya!
***
Di hadapanku sudah ada buku-buku dan alat tulis, perlahan ku selesaikan semua tugas dari guruku. Kemarin temanku datang, membawa sejumlah tugas yang harus ku selesaikan. Nanti sore ia datang lagi mengambil tugasku yang sudah harus selesai. Begitu setiap harinya. Jadi aku tak ketinggalan pelajaran dan mudah-mudahan aku bisa mengikuti ujian lalu lulus.
***
“Jangan putus asa. Kamu belajar di rumah ya, nanti datang ke sekolah saat ujian saja. Terus, tiap harinya nanti teman kamu datang ke rumah untuk belajar bersama dan membawa tugas-tugas dari sekolah. Kamu kerjakan saja semuanya…” Ucapan walikelas ku terngiang di telinga. Aku menatap bangga pada selembar kertas. Aku lulus dengan hasil yang lumayan. Setelah ini aku akan masuk SMA, meskipun dengan tongkat aku yakin teman-temanku sama bahkan lebih baiknya dari yang sekarang. Juga guru-guruku nantinya, pastilah lebih memperhatikan aku.
***
When You Believe
Many nights we’ve prayed
With no proof anyone could hear
In our hearts a hopeful song
We barely understood
Now we are not afraid
Although we know there’s much to fear
We were moving mountains long
Before we knew we could
( chorus )
There can be miracles
When you believe
Though hope is frail
It’s hard to kill
Who knows what miracles
You can achieve
When you believe
Somehow you will
You will when you believe
In this time of fear
When prayer so often proves in vain
Hope seems like the summer birds
Too swiftly flown away
Yet now i’m standing here
My heart’s so full, i can’t explain
Seeking faith and speaking words
I never thought i’d say
( repeat chorus )
They don’t always happen when you ask
And it’s easy to give in to your fears
But when you’re blinded by your faith
Can’t see your way through the rain
Honesty will reveal all
When hope is very near
***
Based on True story
Inspired by “When You Believe” Whitney Houston and Mariah Carey
Author: @ara_damiril
Posted by Apura
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.