Categories: Cakar Ayam

Karir Berdasarkan Zodiak

Berdasarkan ramalan zodiak, karir gue di tahun ini slow but sure.
((Cih! Ngomong pake gue))

Maksudnya berjalan lurus-lurus aja, sesuai simbol zodiak: Kerbau. Kerja keras kalau lagi bajak sawah, nyantai di kubangan kalau lagi nganggur kaya’ sekarang.
((Cuti tiga bulan emang sedaaap!))

Sebagai lulusan FKIP, karir gue ga banyak berubah dari mengajar ke menghajar ((eh)).

Dimulai dari saat lulus kuliah, jadi guru honor di SMP tempat gue sekolah dulu dengan gaji 400 ribu/bulan ((abis buat ongkos)) dibayarnya juga pertigabulan.

Sambil ngajar juga jadi asisten dosen di STAIN, namanya DLB (Dosen Luar Biasa) honornya dibayar persemester, jumlahnya lumayan… Ga cukup buat ongkos. XD

Lah, terus gimana? Ya dijalanin aja, seneng kok ‘bajak sawah’. Toh, makan dan tempat tinggal masih numpang sama orangtua.

Njabanin dua pekerjaan itu selama hampir dua tahun, sebelum diangkat jadi guru di sekolah yang sekarang.

Beuh…
Soal uang, dua pekerjaan tadi memang tak menjanjikan tapi ilmu yang diterapkan luar biasa. #Eaaa

Fresh graduate ngajar di SMP favorit di kota dengan anak-anak yang super jenius, bikin gue banyak belajar lagi.

Ditambah lagi ngajar mahasiswa/i yang umurnya malah ada yang hampir sama dengan gue karena beberapa dari mereka ada yang mengulang mata kuliah. Itu tantangan yang lebih berat sebab tatapan para mahasiswa lelaki itu…

— They didn’t pay attention to the lesson but me —

Mih! Untung gue dari dulu sudah ngilmu cuek bin kafilah berlalu anjing mengonggong #apeu
Hitung-hitung biar para mahasiswa itu rajin masuk dan betah di kelas karena dosennya cantik!
Hahahahahahahaa… ((Ke-PD-an))

Ini serius, kebanyakan dosen di sana Bapak-bapak yang rambutnya udah botak. Jadi, para DLB seperti kami adalah angin surga…
((Kibas-kibas jilbab))

— Ok. Di sini kalian boleh bilang gue guru narsis —

Nah, selepas diangkat jadi guru di SMP yang sekarang. Gue resign dari SMP elite itu tapi tetap ngajar para mahasiswa.

Selang beberapa waktu, akhirnya gue
juga resign ngajar para mahasiswa meskipun di awal semester baru masih sering diminta mengajar kelas sore.

Gue resign bukan karena uang tapi terbatasnya waktu dan tenaga. Mengatur ulang jadwal kuliah atau di sekolah yang sekarang terkadang bikin mumet orang lain.
((Padahal kan masih pengen ngajar dedek mahasiswa yang unyu-unyu))

Haahhh..
Setelahnya gue juga ditugaskan mengajar anak-anak di SMP Terbuka yang kebenaran SMP yang sekarang adalah sekolah induknya.

Ini juga tantangannya luar binasa. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari. Jadi, jangankan mengajarkan bahasa asing pada mereka. Bicara Bahasa Indonesia saja mereka tidak bisa.
((Untunglah gue ini juga ndeso, paham sedikit-sedikit omongan mereka))

Begitulah, gue juga harus ekstra keras ngajarin mereka. Usahanya lebih dari ngajarin anak-anak di sekolah elite ataupun para mahasiswa.

Anak-anak di sekolah ini rata-rata bekerja di pagi hari. Ada yang menjadi pengasuh, tukang koran, penyetak batu-bata, dll. Kemudian siang sampai sorenya belajar di sekolah. Melihat mereka duduk di dalam kelas saja sudah senang. Tak usah muluk-muluk mengharapkan mereka menyerap semua materi yang diajarkan. Satu atau dua kata saja yang mereka dapat itu sudah membanggakan. :))

Sayangnya, sekitar dua tahun yang lalu SMP gue bukan lagi menjadi SMP Induk untuk SMP Terbuka. Jadi, gue ga ngajar lagi anak-anak hebat itu…

Akhirnya sekarang hanya mengajar di satu sekolah. Tantangannya tak kalah besar, perlu membuat inovasi baru saat mengajar biar tak jenuh. Lagipula gue juga belum berniat ngajar di banyak sekolah lagi ataupun mengajar privat. BIG NO!

Ditambah lagi sudah punya baby, maunya main aja ama Dara. 😀

Demikian perjalan karir gue sampai sekarang. Gue benar-benar menikmati semua perjalanan karir ini. Menjalani semua prosesnya. Menghadapi berbagai karakter anak didik yang berbeda. Juga menikmati jadi ‘korban kekreatifan’ mereka.
((Saking kreatifnya, pernah ban kendaraan gue ikut dikempesin!))

Meskipun dulu gue pernah bermimpi kuliah di IKJ dan berkarir menekuni hobi ‘menggambar guru di depan kelas.’ Tapi karir yang gue jalanin saat ini sungguh menyenangkan.

— Ciao! —

Apura

Seorang ibu dari anak yang bernama Andara (Adis). Sehari-hari mengajar di sebuah SMP. Meluangkan waktu senggang untuk menulis di blog mengenai kehidupan sehari-hari, flash fiction, dan puisi. Saat ini memiliki target menyelesaikan kumpulan puisi berbahasa Inggris. Untuk melihat profil lebih lanjut dapat mengunjungi media sosial berikut ini:

View Comments

Share
Published by
Apura
Tags: #MTR2013

Recent Posts

XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025: Kolaborasi untuk Inklusivitas dan Kemandirian

Hari Selasa, 7 Oktober 2025 lalu, saya berkesempatan menghadiri Kegiatan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025…

2 months ago

Dari Mimpi Kecil di Bengkulu hingga Gelar Doktor: Kisah Inspiratif Dr. Arius Satoni Kurniawansyah, S.Kom., M.Kom.

Di balik nama Dr. Arius Satoni Kurniawansyah, S.Kom., M.Kom. tersimpan perjalanan panjang yang sarat perjuangan,…

3 months ago

Rintangan Seller Online Memulai Bisnis! Bukan Untuk Yang Gampang Menyerah!

Semangat, Memulai Bisnis Online Memang Tidak Mudah, Tapi Kamu Bisa! Setiap seller online pasti menghadapi…

4 months ago

Game Kuliner Seru: Belajar Bahasa Inggris Sambil Menjadi Koki Cilik!

Siapa bilang belajar bahasa Inggris itu membosankan? Kini, anak-anak bisa belajar bahasa Inggris dengan cara…

6 months ago

Bagaimana Anak Saya Belajar Mengatur Keuangan Lewat Game

Dari Uang Jajan ke Pelajaran Berharga Beberapa minggu lalu, anak saya—Andara, yang baru berusia 10…

7 months ago

Seply Store Gading Cempaka Hadirkan Busana Muslim yang Nyaman

Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…

2 years ago

This website uses cookies.