Untung belum terlambat! Aku dan Fito akhirnya bisa duduk nyaman di bangku penumpang.
Aku membayangkan mimpiku semalam,
‘Melamar Lana?’ Napasku terasa berat.
‘Mimpi itu seolah petunjuk untukku, haruskah aku segera melamarnya?’
***
Seolah De Javu bagiku saat bertemu Lana. Urutan peristiwa yang terjadi hampir semua sama kecuali bagian sebelum Lana memintaku melamarnya.
“Bi, kenapa?”
“Oh, eh kau suka parfum dan batiknya?”
“Suka.” Lana tersenyum memikat.
Ia bergeming di tempat duduknya.
“Kau, jangan ke mana-mana Lana.” Ucapku.
Ia mengerenyitkan keningnya tak mengerti.
“Maksudmu?”
“Iya, jangan ke mana-mana, di hatiku saja…” Bisikku nyaris tak terdengar.
“Kau masih juga gombal! Ku kira gombalmu sudah hanyut karena banjir Jakarta!” Ia terbahak dengan muka memerah.
“Bukan gombal, Lana. Will you marry me?”
Kali ini Lana yang tertegun lama…
Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…
Minggu, 14 Januari 2024. Aku menghadiri Grand Opening Ethica Store Sungai Serut. Berlokasi di Jalan…
Siapa yang di sini memiliki pemikiran yang sama dengan saya? Ingin mengganti ponsel yang sudah…
Sudah lama banget aku tuh nyari jilbab warna merah yang unik dan nyaman dipakai. Bukannya…
Sejak sekolah tempat saya bekerja menjadi lima hari kerja, setiap pulang sekolah rasanya capek banget.…
Suasana segar terasa setelah Kota Pangkalpinang di guyur hujan sejak pagi. Tepat pada tanggal 15…
This website uses cookies.
View Comments
aaaaaa, tersipuuu
"will you marry me?" :">
Aduh, jawab apa ya? :P
Makasih kunjungannya, Kak