#Day8: Cinta Sembunyi yang Terhuni

Hari ini coba kau lihat ada berapa kupu yang mendekatimu?
Lalu kau mulai menghitung dengan cepat,
satu, dua, tiga, empat…

Sementara aku memandangi rupa polosmu yang terlihat terburu menjawab pertanyaanku

Hari ini coba kau lihat ada berapa banyak batu yang tumbuh di taman?
Lalu kau mulai berlari di antaranya menabrak ujung kakiku dan tertawa-tawa

Sementara aku mulai jatuh cinta pada pipimu yang kemerahan, pada anak rambut yang tergerai, dan pada tawa yang berderai

Coba kau lihat ada berapa rembulan?
Lalu kau tengadah menatap cahaya tak mengerti apa bedanya

Sedangkan aku jatuh cinta padamu seperti seorang pelayan yang jatuh cinta pada sang puan, mengusik takdirmu dengan kenyataan

Coba kau hitung sudah berapa uban yang kupunya? Lantas kau mulai membelainya helai demi helai, membauinya sampai kau terlelap kenang

Sedangkan aku makin jatuh cinta padamu seperti pertanyaan yang selalu kau lontarkan setiap hari, bertubi-tubi
Setiap pagi di bawah selimut tipis yang mulai usang tentang siapa yang orang-orang sebut dengan binatang jalang

Lalu suatu hari kita bermain lagi di taman batu, dan kau mulai bertanya ini dan itu
Apa ini? Tanyamu kala itu,
Menunjuk satu tempat yang selama ini selalu kita kunjungi, menunjuk ke kupu yang sama, menunjuk pada rembulan yang satu

Aku menghela napas, mengubahnya menjadi bentuk yang entah?
Maaf, sayang kali ini aku tak punya jawaban untukmu

Kau bertanya berkali-kali tentang hal yang sama
Berhari-hari, berganti musim, sampai kau berhenti bicara lantas bergeming

Aku terpekur menatapmu kala itu, tanpa tangis tanpa suara
Seharusnya tak perlu kau tanya tentang cinta, karena ia pasti tumbuh dengan takdirnya

Cinta tersembunyi di antara letupan letupan api dan di bawah bebatuan sungai yang mengalir air di bawahnya

Di antara genggaman tangan yang disebut kita

Di sanalah engkau tinggal, di antara yang tak berjarak, di antara yang bercahaya

Aku menyesal tak mampu menjawab pertanyaanmu, tak melakukan apa-apa sampai kau pergi

Harusnya kujawab saja saat itu, itu aku dengan segenap rasaku

Untukmu bidadari kecilku
Berbaringlah di sebelahnya
Di sebelah dia yang juga kucinta
Di sebelah pusara ibumu yang dulu pernah kau tanya

Apura

Seorang ibu dari anak yang bernama Andara (Adis). Sehari-hari mengajar di sebuah SMP. Meluangkan waktu senggang untuk menulis di blog mengenai kehidupan sehari-hari, flash fiction, dan puisi. Saat ini memiliki target menyelesaikan kumpulan puisi berbahasa Inggris. Untuk melihat profil lebih lanjut dapat mengunjungi media sosial berikut ini:

View Comments

  • Apa mknany mbak? Bagus, tapi sayangnya aku tuh salah seorng manusia yang susah ngartiin puisi mbak hehe

Share
Published by
Apura
Tags: LDR

Recent Posts

XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025: Kolaborasi untuk Inklusivitas dan Kemandirian

Hari Selasa, 7 Oktober 2025 lalu, saya berkesempatan menghadiri Kegiatan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025…

2 months ago

Dari Mimpi Kecil di Bengkulu hingga Gelar Doktor: Kisah Inspiratif Dr. Arius Satoni Kurniawansyah, S.Kom., M.Kom.

Di balik nama Dr. Arius Satoni Kurniawansyah, S.Kom., M.Kom. tersimpan perjalanan panjang yang sarat perjuangan,…

3 months ago

Rintangan Seller Online Memulai Bisnis! Bukan Untuk Yang Gampang Menyerah!

Semangat, Memulai Bisnis Online Memang Tidak Mudah, Tapi Kamu Bisa! Setiap seller online pasti menghadapi…

4 months ago

Game Kuliner Seru: Belajar Bahasa Inggris Sambil Menjadi Koki Cilik!

Siapa bilang belajar bahasa Inggris itu membosankan? Kini, anak-anak bisa belajar bahasa Inggris dengan cara…

6 months ago

Bagaimana Anak Saya Belajar Mengatur Keuangan Lewat Game

Dari Uang Jajan ke Pelajaran Berharga Beberapa minggu lalu, anak saya—Andara, yang baru berusia 10…

7 months ago

Seply Store Gading Cempaka Hadirkan Busana Muslim yang Nyaman

Hujan deras mengguyur di hari Rabu, 17 Januari 2024. Selepas dari kelas, saya langsung menuju…

2 years ago

This website uses cookies.