Sebuah interpretasi dari cerpen milik @harigelita dengan judul yang sama
Matanya menyala gelap
Menusuk lurus ke lubang mataku
Aku terkesiap, hampir terhisap dalam semesta kelamnya
Kuku-kukunya memanjang tumbuh dan terus tumbuh tanpa bisa dihentikan
Ujung tepinya menggores bibirnya sendiri
Lantas secepat cahaya darah itu melekat mengecap pekat di lidahku
Aku tercekat, bernapas hebat dengan dengung yang demikian kuat
Mulutnya menganga hitam gelap dan pekat seakan ingin menelanku bulat-bulat
Lelaki Tudung Hitam itu mendekat
Membuka rongga mulutnya lebar-lebar
Memperlihatkan gusi rumpang yang tak lagi garang
Kuambil parang dan berteriak nyalang
Pergi kau kematian!
Lalu aku terduduk dengan mata yang menyalang. Hilang!
Aku berdiri di sini, di dalam sebuah benteng tua peninggalan penjajah. Menanti seseorang, sosok tegap dengan dada bidangnya. Mataku tak lepas dari pintu masuk benteng yang tampak kokoh, terbuat dari baja bercat hitam dan usianya sudah ratusan tahun. Tingginya sekitar tiga meter dan sebelum memasukinya kau harus melewati jembatan kayu…
Bayi mungil itu masih terus menangis. Aku memandanginya dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian suara anak kunci yang diputar terdengar dari pintu depan. ‘Dia pulang!’ Bergegas kugendong bayi kecil malang itu lalu menyusuinya. Suara langkah kaki mendekat. Syukurlah bayi kecil ini sudah diam. Kalau tidak bisa-bisa dia kembali memakiku. “Tadi…
Aku sayang Papa... sebagaimana aku mencintai semua keluargaku... Mama, Abang, Ade...Aku sayang Papa... meskipun dulu sering kali aku benci dengan semua sikap Papa...Tapi seiring bertambah usiaku, aku sadar... Papa melakukan itu karena Papa sayang aku..Sungguh, ketika aku membuat kesalahan yang membuat Papa marah. Aku benar-benar menyesal...Tapi aku tak sanggup berkata-kata…
In "Cakar Ayam"
Apura
Seorang ibu dari anak yang bernama Andara (Adis). Sehari-hari mengajar di sebuah SMP. Meluangkan waktu senggang untuk menulis di blog mengenai kehidupan sehari-hari, flash fiction, dan puisi. Saat ini memiliki target menyelesaikan kumpulan puisi berbahasa Inggris. Untuk melihat profil lebih lanjut dapat mengunjungi media sosial berikut ini:
View Comments
Aku suka puisi terutama karya lama sarat maknanya kalau karya kontemporer kadang bingung memaknainya
Kalo baca puisi aku bingung ga mba?