Tunggu di Situ, Aku sedang Menujumu!

‘Terlalu cepatkah kukatakan itu semua?’

Lana bahkan tak mampu menjawab. Ia diam beribu bahasa, sampai aku pamit pulang dan berkata, “Aku menunggu jawabmu, Lana.”

***

“Tunggu di situ, aku menujumu!” Pintaku pada Lana.

Aku menemukan rumahnya kosong, ternyata ia di terminal menuju kembali ke desanya. Entah apa yang ia cari, restukah?

***

Aku mendapatinya duduk di kursi ruang tunggu penumpang.

“Mengapa kau pergi, Lana?” Tanyaku.

“Aku tak tahu, Bi. Aku ingin menerima lamaranmu, tapi…”

“Orangtuamu tak setuju?” tebakku.

“Aku akan menikah dengan Om Damri!”

“Kau akan jadi isteri kedua?”

“Ya, Bi. Besok lamarannya.”

“Lana, tolong! Pilihan hatimu kah?”

“Aku sudah janji dengan istri Om Damri. Penyakitnya semakin parah, ia tak mampu berperan sebagai istri lagi.” Lana tersedu.

Pikiranku kacau, masih bisakah ia kupertahankan?

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.