Cut!

“Kau yakin mau melakukannya?” “Hanya bila kaupun mau menikah denganku Lana, aku takkan menyerah.” Ucapku. Tanganku merengkuh pundaknya, ia terlelap di pelukku. ‘Akankah ini yang terakhir?’ *** “Kau tahu? Belum pernah aku merasa sebebas ini.” Ucapnya. “Itu karena kau menjadi …

Read More

Tunggu di Situ, Aku sedang Menujumu!

‘Terlalu cepatkah kukatakan itu semua?’ Lana bahkan tak mampu menjawab. Ia diam beribu bahasa, sampai aku pamit pulang dan berkata, “Aku menunggu jawabmu, Lana.” *** “Tunggu di situ, aku menujumu!” Pintaku pada Lana. Aku menemukan rumahnya kosong, ternyata ia di …

Read More

Jangan ke Mana-mana, di Hatiku Saja

Untung belum terlambat! Aku dan Fito akhirnya bisa duduk nyaman di bangku penumpang. Aku membayangkan mimpiku semalam, ‘Melamar Lana?’ Napasku terasa berat. ‘Mimpi itu seolah petunjuk untukku, haruskah aku segera melamarnya?’ *** Seolah De Javu bagiku saat bertemu Lana. Urutan …

Read More

Bangunkan Aku Pukul Tujuh

Aku tercenung. Melamar Lana? Belum terpikir sama sekali olehku. “Kau takut berkomitmen?” Tantangnya. “Eh, bukan takut tapi… Lamaran harus dengan persiapan yang matang Lana, tak bisa sekali jadi.” Jawabku sambil memikirkan betapa ribetnya. Apalagi kemarin aku sempat membaca di salah …

Read More

Menanti Lamaran

Hari ini Robi pulang, Lana pun sengaja izin dari kerja. “Bi, kangen…” Songsong Lana. “Aku juga,” Robi memberikan oleh-olehnya yang pertama. “Berapa banyak aku berhutang kecupan rindu untukmu?” Tanya Robi. Lana menggeleng entah, seolah tak ingin menghitungnya. “Oia, ini oleh-oleh …

Read More

Untuk Kamu Apa sih yang Enggak Boleh?

“Tapi banyakan nyebelinnya dari pada ngangenin” “Boleh juga deh, yang penting kangen. Apa sih yang engga boleh buat kamu?” Robi cengengesan. Lana mendengus masih kesal. Meski dalam hati ia mengakui kalau ia merindukan Robi. “Bi, pulang kapan? Nanti beliin sepaket …

Read More