Pasar Panorama

Halo! Jumpa lagi di cerita Andara. Kalau di hari Kartini Adis main ke   Pasar Malam Santika, hari berikutnya Adis ke Pasar Panorama. Pasar yang satu ini letaknya di Kelurahan Lingkar Timur Kota Bengkulu. Akses ke pasar ini cukup mudah, naik angkot warna apa aja insyaallah pasti bisa sampai ke sini. Pasar ini kadang juga disebut Terminal, karena ada beberapa mobil angkutan ke luar kota juga yang ngetem di sini. Mau tau Adis liat apa aja di sini? Yuk, ikutin Adis!

Area Pasar Panorama

Pasar ini terbagi menjadi beberapa bagian, hampir semua apa yang kamu butuhkan bisa kamu beli di sini. Mulai dari pakaian, pita-pita lucu, panci, ember, pulsa handphone, balon Frozen, juga bahan makanan pokok seperti beras, sayur-sayuran, ikan Nemo, daging, telur puyuh, ayam Upin Ipin, pokoknya komplit! Selain itu juga ada lapak khusus buat tempat penggilingan ikan atau daging, bumbu dapur, serta baju bekas. Tapi Adis ga bakal ceritain semuanya sekarang ya, Adis cuma mau cerita tentang pengalaman Adis saat ke sini aja.

Pengalaman Berbelanja di Pasar Panorama

Nah, waktu itu sekitar jam 10.00 WIB cuaca agak mendung. Adis sama ibu parkir kendaraan di luar area pasar, di depan toko pinggir jalan besar. Jalannya jadi agak jauh, soalnya kata ibu kalau masuk ke jalan pasar, macetnya minta tolong. Cari parkirnya juga susah. Wah, ada apa ya? Apakah si Komo lewat? Ternyata, sewaktu Adis sudah jalan masuk ke pasar, banyak sekali pedagang yang menggelar lapak dagangannya di badan jalan. Adis sama ibu jadi susah jalannya, takut keserempet mobil dan motor. 😑 Mana gerah, becek, bau. Duh, Adis jadi rewel, deh tapi Adis tetap mau ikut ibu, kok.

Pasar Panorama
Suasana Pasar Panorama yang terlihat semrawut dengan pedagang yang berjualan di badan jalan

Padahal kata ibu, para pedagang ini sudah dibuatkan lapak oleh pemerintah di dalam area pasar agar terlihat rapi dan bersih. Terus para pejalan kaki juga aman berjalan karena lalu lintasnya lancar. Meskipun sudah diperingatkan dan ditertibkan berkali-kali oleh Satpol PP, para pedagang ini belum jera. Hampir setiap hari selalu menggelar dagangannya di badan jalan. Alasan mereka macam-macam, ada yang bilang sewa lapak mahal, ga kebagian lapak, atau para pembeli lebih suka membeli dagangan yang berada di pinggir jalan. Bahkan katanya ada uang keamanan juga di pasar. Kayak film Preman Pensiun ya ke pasar bukannya belanja malah nagih uang keamanan 😅

Padahal kalau jualan di dalam area pasar tempatnya tersusun baik, ga becek dan ga panas kayak di pinggir jalan. Coba liat hasil fotonya​, di sepanjang area pasar ada terpal yang melindungi kita dari sinar matahari dan hujan. Kan asik kalau ke pasarnya gitu

 

Adis juga betah jadinya lama-lama ikut ibu ke pasar. Bisa pegang-pegang ikan, pilih-pilih sayur, lihat-lihat baju (cuma liat aja, ga dibeliin 😣), tanpa perlu khawatir kena senggol kendaraan yang lewat.
Akhirnya, Adis sama Ibu pulang dengan membawa udang, ikan, kentang, tahu, dan telur puyuh buat Adis. Ada juga tempe dan jengkol buat Bapak. Hehehe…
Itu dia cerita aku hari ini tentang Pasar Panorama. Sampai jumpa di cerita Adis selanjutnya. Puyupuyu! 😘

Oya, tulisan ini dibuat untuk menjawab tantangan dari Blogger Bengkulu untuk #NulisSerempak tentang #PasarDiBengkulu.

Ikutan juga, yuk?

Baca juga tulisan Blogger Bengkulu tentang pasar lainnya:

1. Mengidamkan belanja di pasar yang bersih dan tertata
2. Geliat 3 pasar di Kota Bengkulu
3. Pasar Kramia Jaya Simpang Kandis
4. Pasar tradisional urat nadi ekonomi yang tersisih

17 thoughts on “Pasar Panorama”

  1. wah kenangan yang akan terkenang sepanjang jaman dari Pasar Panorama itu sepertinya sama ya bu, becek, macet, awut2an, pkl beserak di mana mana, jauh dari tertib, dak jelas mana parkir mana lapak pkl,mengelus dada itulah setiap melintas

    Reply
  2. Pasar Panorama ini dari dulu sampai sekarang, selalu seksi untuk diceritakan, dibicarakan. Ada aja cerita tentang panorama, sudah beberapa kali ganti wali kota

    Reply
  3. Kondisi pasar dan akses jalan yang memang harus ekstra perhatian kalo untuk pasar panorama. udah brapa kali ditata ulang hasilnya pasti sama wkwkwk macet, becek dan semeraut.

    Reply
  4. Memang kesadaran para pedagang masih kurang bahkan memberi seribu alasan, padahal kan penertiban dilakukan agar mereka para penjual dan pembeli sama2 nyaman melakukan jual-beli, gak perlu kepanasan bahkan ketakutan keserempet kendaraan. Semoga kedepannya akan lebih baik dan benar2 bisa jadi pasar percontohan

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.