“Jadi, kapan kamu bisa pulang?”
“…”
“Anak kamu nanyain kamu terus, Bang!”
“Aku usahain”
“Bilangnya usaha terus, udah berbulan-bulan!”
“Ya… Gimana? Aku ga bisa keluar, sayang”
“Pokoknya aku ga mau tau! Sebentar lagi anak kedua kita lahiran. Aku mau kamu yang dampingin!”
“Iya, aku janji sayang…”
Akhirnya, suara itu berhenti mengomel.
Aku harus cari cara. Kalau tak salah perhitungan harusnya beberapa hari lagi aku bisa keluar dari sini.
***
“Aaaargh… Bangsat kamu, Bang!” Maki istriku. Napasnya tersengal. Keringatnya bercucuran. Perutnya mulas, sakit tak karuan.
“Tarik napas, Bu… Keluarkan… Sedikit lagi, Bu…”
“Oek… Oek…”
Suara tangisan bayi terdengar, disusul tubuhku yang keluar bersamaan.
Hm..cerpennya menarik
Terimakasih ini flash fiction Mas. Gabung di komunitas online juga.
Terimakasih Mas. Ini ikutan agenda rutin #FFKamis dari grup sebelah
kalo aq mak toyib nih ga pulang2 huhuhu…
bulan depan semoga sudah di rumah
aamiin…
Hahahaha… Aamiinn